Thursday, August 28, 2008

Dua Anak Jalanan Diterima Kuliah di UI

Anak jalanan di Palembang (ilustrasi)
Kompas: Selasa, 19 Agustus 2008 | 09:32 WIB

DEPOK, SELASA — Dua anak jalanan yang setiap hari mengamen di terminal terpadu Kota Depok, Jawa Barat, berhasil diterima di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia (FIB-UI) tahun ajaran 2008-2009.

Mereka adalah Ayatullah Khaimi dan Aish Alim, anak jalanan yang berprofesi sebagai pengamen di terminal Depok dan berdagang asongan di kereta api.

Pendiri sekolah gratis terminal Depok, Nur Rochim, Selasa (19/8) di Depok, bangga dengan prestasi yang dicapai anak asuhnya karena dengan keterbatasan sarana dan prasarana belajar-mengajar mereka dapat lolos di perguruan tinggi yang menjadi favorit di Indonesia.

"Saya cuma berpesan agar mereka yang tidak mampu jangan putus asa dan tidak minder, teruslah belajar agar tercapai cita-cita," katanya.

Ia mengatakan, anak jalanan yang bersekolah di tempat tersebut bebas mengatur jadwalnya sendiri. Mereka tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menganggu jam belajar. Dalam sehari, ada tiga sesi belajar, yakni pagi, siang, dan sore. Dengan jadwal yang fleksibel tersebut para siswa dapat mengikuti pelajaran.

Awalnya, kata Nur Rochim, banyak anak jalanan, pengemis cilik, dan pengamen berkeliaran di sekitar terminal Depok. Lalu, muncul ide untuk merangkul mereka melalui pendidikan. Itulah konsep awal lahirnya sekolah terminal. "Jiwa saya tergerak untuk mendirikan sekolah tersebut untuk mengubah gaya hidup mereka yang terkesan brutal, liar, dan seenaknya," kata Nur Rochim.

Sekolah tersebut memang gratis bagi para anak jalanan, seperti pengemis dan pengamen, yang beroperasi di sekitar terminal tersebut. Seiring waktu, karena semakin tingginya biaya pendidikan, maka peminat sekolah gratis ini meningkat tajam. Menurunnya kemampuan ekonomi masyarakat bawah akibat kenaikan harga BBM semakin bertambah dengan biaya masuk sekolah yang terbilang mahal di Depok.


ABI
Sumber : Ant

No comments: